HERALDSULBAR.COM, MAKASSAR – Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar, Jayadikusumah kembali menegaskan, tidak ada keistimewaan yang diberikan kepada setiap tahanan, termasuk Annar Salahuddin Sampetoding (ASS).
Pernyataan ini membantah dugaan bahwa Annar mendapatkan kebebasan dalam menggunakan alat komunikasi di dalam Rutan.
Seperti diketahui, Annar merupakan tersangka utama dalam kasus peredaran uang palsu yang diungkap Polres Gowa di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) dan saat ini tengah menjalani penahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar.
Jayadi memastikan, pelayanan terhadap Annar sama seperti tahanan lainnya tanpa ada perlakuan khusus.
“Kita terima seperti lainnya, saya minta maaf karena itu yang harus kita lakukan. Tidak ada keistimewaan dan lainnya. Dan memang mengikuti sesuai dengan SOP,” kata Jayadi di kantornya, Jalan Rutan, Kecamatan Rappocini, Makassar, Selasa, 11 Februari 2025.
Ia juga mengaku, Annar saat ini ditahan di blok B La Maddukeleng bersama sepuluh tahanan lainnya.
“Di situ kamar sebenarnya berisi 3 orang, tapi sekarang 11 orang, kapasitasnya 3 orang. Bahwa perlakuan sama dengan yang lain,” tambahnya.
Selain itu, ia menanggapi pesan WhatsApp berantai yang diduga ditulis oleh Annar.
Saat mendapat informasi pesan berantai tersebut, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan pihak keluarga untuk memastikan siapa penyebarnya.
“Saya coba minta konfirmasi ke ibu (Maryam, istri Annar), terus terang pada hari Senin 10 Februari 2025, ada keluar WhatsApp. Ini tulisannya (dari lembaran kertas) diambil dan diketik ulang oleh keluarganya,” sebutnya.
Menurur Jayadi, penting untuk meluruskan informasi yang dapat merugikan pihak Rutan. Ia menepis anggapan bahwa Annar bisa leluasa berkomunikasi dari dalam tahanan.
“Jangan sampai saya juga merasa, maaf, dirugikan. Karena tidak mungkin ada begini, coba suruh tulis tidak mungkin secepat ini, dan bukti ada (tulisan Annar dalam sebuah kertas),” bebernya.
Sementara, Maryam yang merupakan istri Annar Salahuddin Sampetoding, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi.
“Kami selaku keluarga dari ASS menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada pihak rutan dan pihak lain yang merasa dirugikan,” katanya kepada Awak Media di Rutan Kelas I Makassar, Selasa 11 Februari 2025.
Ia mengaku, tidak ada maksud lain selain menyampaikan klarifikasi. Selain itu, ia mengakui bahwa dirinya yang menulis dan mengirim pesan tersebut tanpa menyadari dampaknya.
“Saya merasa bahwa ini kegaduhan saya buat. Tidak ada maksud kami yang lain selain seperti yang disampaikan,” imbuhnya.
“Sekali lagi kami mohon maaf untuk semua kegaduhan ini. Kalau yang koordinasikan ke PH, iya, (menulis) sebenarnya ini untuk keluarga besarnya Annar,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Sebuah pesan berantai yang diduga berasal dari tersangka kasus uang palsu, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), beredar luas di berbagai grup WhatsApp.
Dalam pesan tersebut, ASS membantah keterlibatannya dalam pencetakan dan peredaran uang palsu yang kini menyeretnya sebagai tersangka.
Annar mengawali pesannya dengan permohonan maaf kepada keluarga dan sahabatnya atas kegaduhan yang timbul akibat kasus ini.
Ia menilai tuduhan yang diarahkan kepadanya telah menciptakan “trial by the press” atau peradilan oleh media, yang menurutnya tidak adil.
Dalam narasinya, ASS mengatakan, peralatan mesin cetak yang ditemukan dalam kasus ini awalnya digunakan untuk kepentingan bisnisnya, yakni usaha restoran dan bursa ikan, serta sebagai alat peraga kampanye Pilkada.