HERALDSULBAR.COM, POLMAN – Puluhan warga sedang mengisi pasir ke dalam karung. Satu persatu karung karung yang telah terisi lalu di letakan di sepanjang garis Pantai dan disusun secara rapi
Itulah cara warga Mampie, Kecamatan Wonomulyo untuk mengurangi dampak ancaman abrasi yang terus menggerus atau mengikis daratan di Pantai itu.
Tanggul darurat ini dibuat untuk mengurangi dampak abrasi yang semakin menghawatirkan warga setempat .
Mampie, sebuah dusun yang terletak di pesisir pantai, sekitar 10 hingga 15 meter daratan Mampie habis setiap tahun, menimbulkan berbagai masalah.
Mulai berkurangnya lahan produktif untuk bercocok tanam, dan ancaman langsung terhadap rumah-rumah warga. Hal itulah yang membuat warga melakukan aksi gotong royong itu dilaksanakan pada Sabtu 18 Januari 2025 lalu untuk membuat tanggul sementara.
Material untuk tanggul berupa karung ini diperoleh dari hasil patungan warga dan sumbangan sejumlah netizen yang tergerak setelah mengetahui kondisi darurat Mampie.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak sekolah pun ikut serta terlibat dalam kegiatan gotong royong ini. Mereka dengan penuh semangat bahu-membahu menyusun karung pasir sebagai bagian dari aksi penyelamatan lingkungan.
Darwis, Kepala Dusun Mampie, mengatakan kegiatan ini direncanakan berlangsung hingga minggu depan, mengingat panjangnya garis pantai Mampie yang harus diamankan.
Menurutnya keberadaan tanggul sementara sangat penting karena kondisinya sudah sangat parah. Abrasi tidak hanya mengancam infrastruktur dan mata pencaharian warga, tetapi juga kehidupan sehari-hari mereka.
Keberadaan tanggul darurat ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara untuk melindungi Mampie dari ancaman abrasi yang semakin parah.
Namun, warga tetap berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait untuk memberikan solusi jangka panjang agar dusun mereka tidak tenggelam oleh lautan.