HERALDSULBAR, POLMAN – Rusmiati Aminuddin melangkah melintasi jalanan berbatu, Desa Taloba, Kecamatan Tubbi Marannu. Bidan teladan ini bukanlah tokoh biasa; dedikasinya membawa penghargaan dari Kemenkes RI, sebuah pengakuan atas kerja kerasnya menyentuh kehidupan masyarakat di pelosok. Namun, nasib baik sepertinya belum sepenuhnya berpihak padanya.

Pagi itu, hujan rintik mengiringi perjalanannya ke kantor Dinas Kesehatan Polewali Mandar (Dinkes Polman). Sebuah undangan resmi memberitahu bahwa hari itu, Selasa, 14 Januari 2025, ia akan menerima hadiah motor sebagai pengakuan atas dedikasinya. Hati Rusmiati berharap-harap cemas, mungkin kali ini mimpi itu menjadi nyata.

Namun, seperti potongan cerita yang sudah ia kenal, harapan itu lagi-lagi pupus. “Agenda penyerahan motor ditunda,” suara itu terdengar hambar di telinganya, seperti lembaran surat yang basah oleh air hujan. Wajah Rusmiati mengeras, mencoba menahan kecewa. Ia hanya sempat melihat sekilas motor bebek yang dijanjikan, sebelum kenyataan kembali merenggut mimpi yang telah ia tunggu.

Cerita ini bukanlah yang pertama. Pada November 2024, dalam perayaan Hari Kesehatan Nasional di RSUD Wonomulyo, Rusmiati telah menerima motor matik Yamaha Gear secara simbolis. Senyumnya saat itu lebar, sebuah momen bahagia yang singkat. Namun, kebahagiaan itu segera direnggut ketika motor tersebut ditarik kembali dengan alasan administrasi yang belum selesai.

“Saya pikir, saya akan pulang naik motor baru,” ujar Rusmiati mengenang. Tapi, janji itu ternyata kosong, meninggalkan hanya rasa malu ketika teman-temannya mulai menjadikan ini bahan bercandaan.

Janji baru datang, kali ini dengan motor bebek Honda Revo. Namun, ketika ia sudah meninggalkan tempat dinasnya, bahkan menembus hujan dari gunung, kehadirannya hanya disambut dengan alasan penundaan. “Rasa kecewa tetap ada,” katanya. “Saya sudah jauh-jauh datang ke sini, meninggalkan pelayanan kesehatan.”

Rusmiati, seorang bidan yang sederhana, tak pernah meminta lebih. Motor itu, baginya, bukan sekadar hadiah; itu adalah alat untuk menjangkau ibu-ibu hamil di dusun terjauh, untuk mengantarkan obat-obatan, untuk menyentuh hidup orang-orang yang membutuhkan.

Kepala Dinkes Polman, dr. Mustaman, berdalih, penundaan ini disebabkan menunggu kehadiran Pj Bupati baru, Muhammad Hamzih. Ia juga berjanji akan ada dua motor yang diserahkan kepada Rusmiati – satu untuk dinas, dan satu lagi sebagai hadiah pribadi dari mantan Pj Bupati. Namun, janji ini, seperti janji-janji sebelumnya, menggantung di udara, menanti untuk dibuktikan.

Bagi Rusmiati, hujan di gunung dan jalan yang terjal bukanlah hambatan. Tapi janji-janji yang tak ditepati adalah luka yang sulit disembuhkan. Di balik senyumnya yang tegar, ada hati yang menanti keadilan, bukan hanya sebagai seorang bidan, tetapi sebagai seorang manusia yang pantas dihormati. (*)