HERALDSULBAR.COM — Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles, California, sejak Selasa (7/1/2025), telah menyebar ke berbagai lokasi, menghancurkan properti di kawasan elite, dan diperkirakan menjadi salah satu bencana paling merugikan dalam sejarah Amerika Serikat. Kerugian ditaksir mencapai Rp2.500 triliun.

Berdasarkan analisis perusahaan AccuWeather, kebakaran itu menimbulkan kerugian hingga US$150 miliar atau sekitar Rp2.430 triliun atau Rp2.43 kuadriliun.

Angka tersebut mencakup kerugian asuransi dan non-asuransi, naik drastis dibandingkan estimasi awal sebesar US$57 miliar. Tragedi ini disebut sebagai kebakaran terburuk dalam sejarah California.

Kerugian Properti dan Jumlah Korban

  • Lebih dari 10.000 bangunan, termasuk rumah, tempat usaha, dan infrastruktur lainnya, telah rusak atau hancur.
  • Santa Monica dan Malibu, dengan rata-rata nilai properti melebihi US$2 juta (Rp31 miliar), menjadi wilayah yang paling parah terdampak.
  • Kawasan Pacific Palisades juga mengalami kerusakan besar, termasuk rumah milik sejumlah selebritas seperti Billy Crystal, Mandy Moore, dan Paris Hilton.

Paris Hilton, salah satu korban yang kehilangan rumahnya, menyampaikan kesedihan melalui Instagram.

“Patah hati tak terkatakan. Menyaksikan rumah kami di Malibu terbakar melalui siaran langsung TV adalah pengalaman yang tidak boleh dialami siapa pun.”

Dampak Ekonomi

  • Wilayah Los Angeles County, dengan populasi hampir 10 juta orang dan properti senilai lebih dari US$2 triliun (Rp32.404 triliun), menjadi pusat bencana ini.
  • Menurut analis JPMorgan, Jimmy Bhullar, kerugian ekonomi diperkirakan hampir mencapai US$50 miliar (Rp810 triliun), termasuk klaim asuransi sebesar lebih dari US$20 miliar (Rp324 triliun).
  • Kebakaran ini berpotensi menjadi kebakaran hutan termahal dalam sejarah AS jika tidak segera dikendalikan.

Hingga Jumat (10/1/2025) malam waktu setempat, 150 ribu orang telah diperintahkan untuk mengungsi. Jumlah korban jiwa tercatat mencapai 11 orang, dan kemungkinan masih dapat bertambah seiring proses penyelamatan.

Jika prediksi kerugian dari AccuWeather dan JPMorgan terbukti, kebakaran Los Angeles dapat menjadi salah satu bencana termahal dalam sejarah AS.
Sebelumnya, Badai Katrina pada 2005 menjadi bencana alam termahal dengan kerugian mencapai US$200 miliar (Rp3.241 triliun). Kebakaran ini juga diprediksi akan terus memburuk, mengingat kondisi cuaca yang ekstrem dan upaya pengendalian api yang masih berlangsung.

Petugas pemadam kebakaran terus berjuang untuk memadamkan api di tengah tantangan angin kencang dan udara kering. Bencana ini menjadi pengingat akan dampak besar perubahan iklim dan pentingnya upaya pencegahan bencana yang lebih baik di masa depan.[Associated Press/Reuters/USA Today]